viralnasional.com — PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), sebagai salah satu tulang punggung energi nasional, terus berkomitmen untuk memperkuat kemandirian energi dan mendukung pembangunan nasional melalui berbagai upaya inovatif. Salah satu langkah strategis PHR adalah dengan melakukan pengeboran sumur eksplorasi Migas Non Konvensional (MNK) Kelok DET-1.
Baca Juga:
Pengembangan proyek MNK Kelok DET-1 ini merupakan kelanjutan dari kesuksesan PHR dalam menajak sumur MNK Gulamo yang pertama di Blok Rokan. Hal ini sejalan dengan pesan Presiden Joko Widodo dalam pidatonya di acara peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2024 di Lapangan Garuda Blok Rokan Dumai, Riau, yang menekankan pentingnya kemandirian bangsa dan kedaulatan ekonomi.Komisaris Utama PHR Virano Gazi Nasution bersama timnya melakukan Management Walkthrough (MWT) di lapangan MNK Kelok, pada Senin (2/6/2024). Ia mengatakan bahwa MNK adalah proyek yang monumental dan kritikal bagi PHR untuk keberlangsungan pengembangan sumber daya minyak dan gas bagi negara dan bangsa.
"Kunci keberhasilan proyek adalah OTOBOSOR (tepat waktu, tepat anggaran, tepat jadwal, tepat hasil), mematuhi safety golden rules dalam rangka memberikan kontribusi bagi ketahanan energi nasional. Dua sumur pertama MNK ini sangat penting karena akan menjadi benchmark apakah proyek ini efisien atau tidak. Untuk itu perlu dukungan seluruh pekerja agar dapat berjalan dengan baik dan konsep MNK dapat dijalankan dengan masif ke depannya," kata Virano di lokasi.Ia juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pekerja WK Rokan atas kontribusinya. "Apreasiasi atas semua pencapaian selama ini dengan tetap memperhatikan keselamatan dalam bekerja," tuturnya.
Pengeboran sumur eksplorasi MNK Kelok DET-1 ini memiliki keunikan tersendiri. Selain menargetkan reservoir MNK yang sangat dalam, sinergi antara tim Eksplorasi dan tim Development memungkinkan desain lubang sumur yang sama untuk menjangkau target eksplorasi migas non konvensional dan target pengembangan migas konvensional pada interval reservoir yang lebih dangkal."Pengembangan MNK Kelok DET-1 ini merupakan wujud komitmen PHR dalam mendukung pencapaian target produksi migas nasional dan memperkuat ketahanan energi nasional. Kami optimistis bahwa upaya ini akan membuahkan hasil yang positif dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional," tambah Virano Gazi Nasution.
Pjs VP Asset Development PHR Mochamad Taufan menjelaskan, sumur Kelok DET-1 adalah salah satu sumur eksplorasi MNK di Blok Rokan dan merupakan bagian dari komitmen kerja pasti WK Rokan. "Satu sumur lainnya adalah sumur Gulamo DET-1. Kedua sumur ini adalah sumur eksplorasi dalam kerangka Studi Potensi MNK yang telah menjadi komitmen PHR kepada Pemerintah Indonesia dalam upaya percepatan pengusahaan sumberdaya migas non-konvensional yang berada di WK Rokan," katanya.Hasil sementara operasi pengeboran, akusisi data log, data core, uji frac, dan analisa lab kedua sumur eksplorasi MNK tersebut menunjukkan indikasi positif potensi sumber daya MNK di formasi Brown Shale, selain juga indikasi positif potensi migas konvensional di interval reservoir yang lebih dangkal. Namun demikian masih diperlukan pengujian dan evaluasi lebih lanjut potensi sumber daya MNK tersebut sebelum kemudian kesimpulan dapat diambil dalam merekomendasikan langkah strategis dan taktis ke depannya.
"Tajak sumur MNK Kelol berlangsung sekitar 3 bulan berjalan dan sudah berhasil diselesaikan dengan andal dan selamat. Ke depannya akan dilakukan berbagai tes di Kelok dan Gulamo untuk memahami kemampuan produksi sumur. Target penyelesaian tajak MNK saat ini adalah dua sumur yakni Gulamo dan Kelok," ungkapnya.Di sisi lain, Migas Non Konvensional saat ini tengah menjadi perhatian industri Migas dunia sebagai bagian penting dari obyek kegiatan eksplorasi dan produksi karena potensinya yang sangat besar. Keunikan karakter reservoir MNK Rokan, masifnya tipikal operasi proyek pengembangan sumber daya MNK, serta perlu terbangunnya satu ekosistem pendukung kegiatan dan bisnis MNK merupakan suatu tantangan sekaligus peluang bagi upaya PHR meningkatkan produksi jangka menengah-panjang dalam berkontribusi menjaga ketahanan energi.***