viralnasional.com -Pekanbaru- Partai Golkar Provinsi Riau nampaknya harus melalui jalan berat di tahun 2024 ini di bawah kepemimpinan Ketua DPD I Syamsuar.
Baca Juga:
Setelah gagal mempertahankan kursi Ketua DPRD Riau di Pileg Februari lalu, Golkar di bawah kepemimpinan mantan Gubernur Riau itu juga mendapatkan hasil tak menggembirakan di Pilkada serentak.Syamsuar yang kembali maju sebagai calon petahana di Pilgubri hampir dipastikan tumbang dengan Abdul Wahid - SF Hariyanto. Di 12 Kabupaten Kota se Riau, dari hasil quick count sementara, calon-calon dari partai Golkar juga banyak bertumbangan.
Golkar kemungkinan hanya akan unggul di beberapa daerah seperti Inhil, dan Siak, itu pun belum dapat dipastikan, karena penghitungan berjenjang KPU masih dilakukan.Kondisi ini membuat tokoh senior Golkar Riau Suparman kecewa dan marah. Menurutnya muara dari anjloknya suara Golkar di Pilkada adalah ketidakmampuan manajemen dari Syamsuar selaku ketua DPD I.
"Saya ini kan sekarang sebagai senior partai Golkar terkesan berbeda dengan Syamsuar, terkesan tak komit dengan partai Golkar. Saya ini mengutip pepatah melayu dulu, 'raja alim raja disembah, raja zalim raja disanggah'. Saya lakukan itu. Kenapa? Karena Syamsuar itu tak mampu memimpin partai Golkar yang begini besar," katanya kepada CAKAPLAH.com, Kamis (28/11/2024).Menurut mantan Bupati Rokan Hulu dan Ketua DPRD Riau ini, Syamsuar hanya 'mengambil' Golkar untuk kepentingannya sendiri, dan keluarganya saja. Apalagi menurut Suparman, Syamsuar justru meninggalkan orang orang yang selama ini telah membesarkan Golkar di Bumi Lancang Kuning.
"Dia (Syamsuar) merasa hero sendiri, merasa mampu sendiri. Saat ini Syamsuar gagal total membesarkan Golkar. Dia gubernur loh, tapi dia bangun kantor DPD I Golkar macam kantor Ketua PK (Kecamatan, di struktur Golkar). Dari situ saja sudah gagal," tegas Suparman.Selain itu, harusnya kata Suparman, Syamsuar membangun manajemen yang baik di Golkar, menempatkan kader kader terbaik untuk menempati posisi, bukan hanya karena kedekatan.
"Ini siapa yang dia bawa ke Golkar, anaknya lah, orang orangnya lah, senior Golkar ini tak pernah diundang, ditinggal, inilah perlawanan kader Golkar ini ke dia," tegasnya."Dia berkoar-koar berhasil menambah anggota DPR RI dari Riau, itu bukan keberhasilan dia, itu keberhasilan Airlangga (mantan Ketua Umum). Kalau dia itu diukur keberhasilannya dari dimana kewenangannya, yaitu di DPD I tingkat Provinsi. Hasilnya apa, kursi nya turun, tak punya jabatan Ketua DPRD Riau lagi, hanya pimpinan, ini lah yang kami sanggah," cakapnya.
Menurut Suparman, bahwa Syamsuar ini tidak punya niat serius menjadi ketua Golkar Riau, padahal ia merupakan Gubernur petahana, dan menjadi ketua DPD saat menjabat Gubernur."Sekarang mesin Golkar itu semua mati. Yang matikan siapa, ya cara dia (Syamsuar) tidak bisa dia mengakomodir menerima masukan dari senior Golkar, kader-kader Golkar. Dia sengaja rasa saya menghancurkan Golkar ini," tegasnya.
"Di Pilkada ini, ia sebagai ketua DPD, tak ada sedikitpun membantu calon bupati dan Walikota yang diusung Golkar, dia hanya sibuk pencalonan dirinya," cakapnya.Untuk itu, kata Suparman Golkar kedepannya harus diperbaiki, harus musyawarah bersama dengan kader senior Golkar Riau.
"Musyawarah lah, termasuk dia sendiri. Kita tak meninggalkan dia juga, ayok pak Syamsuar bagaimana membesarkan Golkar. Sudahilah kegagalan hari ini, kegagalan bapak membesarkan Golkar. Nah sekarang mari kita kelola bersama agar Golkar ini baik, anda harus menyadari, jangan merasa lebih hebat dari orang," tegasnya."Jadilah orang yang ibarat gelas setengah isi, sehingga orang lain bisa mencurahkan ke gelas itu air lagi, ini enggak dia merasa gelas penuh, ini kan kesombongan. Saya ini begini karena miris melihat Golkar hari ini, manajemen dia salah membuat partai Golkar yang besar ini jadi ini," tukasnya. ***cakaplah