Senin, 16 Desember 2024

Kenapa Awal Ramadhan dan Lebaran di Indonesia Sering Berbeda

Administrator - Selasa, 05 Maret 2024 09:35 WIB
Kenapa  Awal Ramadhan dan Lebaran di Indonesia Sering Berbeda
f-ilustrasi
viralnasional.com -Kategori penampakan hilal, baik dalam hal hitungan (hisab) maupun pengamatan langsung (rukyat), menjadi kunci pembeda awal Ramadhan, Idulfitri, hingga Iduladha antar-ormas dan Pemerintah di Indonesia.

Baca Juga:
Thomas Djamaluddin, peneliti astronomi dan astrofisika di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menjelaskan hilal merupakan bulan sabit pertama yang teramati sesudah maghrib. Kemunculannya jadi penanda awal bulan hijriah.

Kalender Hijriah, yang dipakai dalam penanggalan Islam, dihitung berdasarkan peredaran Bulan. Fasenya bermula dari bulan mati, sabit tipis, berkembang menjadi purnama, hingga kembali sabit dan hilang dari langit.

Hilal menjadi bukti paling kuat telah bergantinya periode fase Bulan. Dalam konteks awal bulan puasa, bulan sabit tipis ini menjadi bukti bergantinya bulan Syakban ke Ramadhan.

Thomas mengatakan ada perbedaan metode soal penentuan hilal tersebut. Itulah yang terkadang menyebabkan perbedaan awal Ramadan dan Idulfitri.

"Kondisi saat ini masih adanya dikotomi antara Rukyat dan Hisab yang sesungguhnya dalam ilmu astronomi kedudukannya setara," ujar dia, dikutip dari situs BRIN, tahun lalu.

Peneliti astronomi senior di Planetarium Jakarta Widya Sawitar mengungkapkan awal bulan baru (new moon) kalender hijriah juga ditentukan oleh usia Bulan usai ijtimak atau konjungsi.

Ijtimak merupakan momen bertemunya posisi Bulan dan Matahari dalam satu garis edar.

Bulan baru juga bisa disebut sebagai Anak Bulan (sebutan lain dari hilal). Masalahnya, Anak Bulan ini berupa bulan sabit yang amat tipis. Anak Bulan baru bisa diobservasi di usia 8 jam 22 menit 3 detik.

"Sains dalam hal ini astronomi lebih pada penentuan New Moon, artinya apakah tahap ijtimak di mana dapat disebut tahap untuk menentukan apakah proses dari tahap Bulan Mati (ijtima) ke arah Bulan Baru (New Moon) sudah terjadi atau belum," ujar Widya, dalam wawancara dengan CNNIndonesia.com, pada 2023.

"Kalau sudah [terjadi] artinya positif [bulan hijriah baru]," lanjut dia.

Abdul Mufid, Postdoctoral pada kelompok riset Astronomi dan Observatorium di Pusat Riset Antariksa BRIN, menyebut ada perbedaan dan perubahan kriteria ketinggian hilal.

Kriteria lama mengacu pada tinggi hilal minimal 2 derajat dan jarak sudut Bulan-Matahari (elongasi) minimal 3 derajat serta umur bulan minimal 8 jam.

Sementara, kriteria baru, berdasarkan kesepakatan Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.

Kriteria MABIMS ini, kata Mufid, baru diterapkan di Indonesia pada 2022, yakni saat penentuan awal Ramadan dan Lebaran 1444 H.

Di luar MABIMS, ada Muhammadiyah yang menetapkan awal bulan baru Kalender Hijriah berdasarkan pada metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal (kondisi peredaran Bulan, Bumi, dan Matahari yang sebenarnya), bukan hisab 'urfi (peredaran rata-rata).

Ketua PP Muhammadiyah Syamsul Anwar menekankan pihaknya tidak berlandaskan pada penampakan hilal dalam hal penetapan awal bulan hijriah. Namun, berdasarkan pada posisi geometris Matahari, Bumi, dan Bulan.

"Jadi posisinya, bukan nampak dan tidaknya," cetus dia, pada 2023.

Dengan perbedaan kenampakan hilal itulah awal Ramadhan tahun ini diprediksi berbeda. Muhammadiyah menetapkan Ramadhan pada 11 Maret, sementara Pemerintah dan PBNU belum memutuskannya karena mesti menggelar Sidang Isbat dahulu.

Meski begitu, berdasarkan angka prakiraan hilal saat ini, Pemerintah berpotensi besar menetapkan Ramadhan pada 12 Maret.

Berdasarkan perhitungan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hilal pada saat maghrib 10 Maret belum memenuhi kriteria MABIMS.

Rinciannya, ketinggian hilal 0,33 derajat di Jayapura, Papua; elongasi 1,64 derajat di Denpasar, Bali, sampai dengan 2,08 derajat di Jayapura, Papua; dan umur bulan -0,15 jam di Waris, Papua, hingga 2,84 jam di Banda Aceh, Aceh.

Untuk keesokan harinya, 11 Maret, semua kategori sudah memenuhi kriteria MABIMS. *** (tim/CNNI/arh)

SHARE:
Tags
beritaTerkait
Arab Saudi Tetapkan 1 Ramadan Jatuh pada Senin 11 Maret
Sidang Isbat Disebut Buang-Buang Duit, Ini Kata Kemenag
Pemerintah Resmi Tetapkan 1 Ramadan 1445 H pada Selasa 12 Maret 2024
komentar
beritaTerbaru