Minggu, 15 Desember 2024

Ancaman Gempa Megathrust, BMKG: Bukan Berarti Segera Terjadi

Administrator - Jumat, 16 Agustus 2024 07:58 WIB
Ancaman Gempa Megathrust, BMKG: Bukan Berarti Segera Terjadi
f-ilustrasi
viralnasional.com -JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan, pembahasan mengenai potensi gempa besar di zona megathrust bukanlah tanda akan segera terjadi.

Baca Juga:
"Munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona megathrust saat ini bukanlah bentuk peringatan dini (warning) yang seolah-olah dalam waktu dekat akan segera terjadi gempa besar. Tidak demikian," ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dilansir cnnindonesia.com, Kamis (15/8/2024).

Zona megathrust sendiri merupakan wilayah pertemuan antar-lempeng tektonik di zona subduksi, yaitu area di mana satu lempeng bumi meluncur di bawah lempeng lainnya.

Zona ini biasanya terletak di bawah laut dan berpotensi memicu gempa besar serta tsunami raksasa.

Kekhawatiran ini berawal dari analisis yang disampaikan Daryono dalam keterangan tertulis pada Minggu (11/8/2024). Saat itu, ia membahas potensi gempa di zona Megathrust Nankai di Jepang dengan Magnitudo 7,1 dan menyinggung potensi pecahnya megathrust di Indonesia.

Dua zona yang disebut memiliki seismic gap—area yang sudah lama tidak mengalami gempa besar—adalah Megathrust Selat Sunda (M 8,7) dan Megathrust Mentawai-Siberut (M 8,9).

"Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata 'tinggal menunggu waktu' karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," ungkap Daryono saat itu.

Pernyataan ini memicu kepanikan di masyarakat setelah banyak media menyoroti ancaman gempa megathrust.

Namun, Daryono kembali menekankan. tinggal menunggu waktu, bukan berarti gempa akan segera terjadi.

"Belum ada teknologi yang bisa memprediksi gempa secara tepat. Kami hanya mewaspadai dua segmen megathrust tersebut karena belum melepaskan energinya," jelasnya.

Daryono juga mengingatkan, prediksi waktu terjadinya gempa masih merupakan tantangan besar dalam ilmu pengetahuan.

"Karena kejadian gempa memang belum dapat diprediksi, sehingga kami pun tidak tahu kapan akan terjadi. Kami katakan 'menunggu waktu' hal itu karena segmen-segmen sumber gempa di sekitarnya sudah release (tinggal segmen tersebut yang belum lepas)," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Daryono kembali menegaskan pentingnya mitigasi bencana sebagai langkah preventif.

"Misi kami adalah memitigasi bencana gempabumi dan tsunami agar risiko dampaknya dapat ditekan sekecil mungkin, bahkan hingga mencapai zero victim," pungkasnya.beritsatu

SHARE:
Tags
beritaTerkait
Pukul 24.00 Gunung Lewotobi Meletus Suasana Mencekam, Ada Korban Jiwa?
BMKG: Cuaca Panas Bedengkang di Riau Disebabkan oleh Faktor Ini
Gawat! Ditemukan 36 Titik Panas Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau
Ini Tanda-Tanda Gempa Dahsyat Megathrust 2024
Update Gempa M 6,2 Garut Sebanyak 110 Rumah Rusak dan 75 KK Terdampak
25 Maret Gerhana Bulan Panumbra Bisa Dilihat di Beberapa Lokasi Termasuk Riau
komentar
beritaTerbaru