viralnasional.com - Jakarta --Adu kekayaan Nicke Widyawati vs Simon Aloysius Dirut baru Pertamina. Simon Aloysius Mantiri resmi diangkat menjadi Direktur Utama PT Pertamina (Persero) menggantikan direktur sebelumnya Nicke Widyawati. Pasalnya, masyarakat mulai membandingkan harta kekayaan keduanya.
Baca Juga:
Keputusan pergantian Nicke dituangkan dalam SK-258/MBU/11/2024 dan SK-259/MBU/11/2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi PT Pertamina.Dalam keputusan tersebut, pemegang saham menunjuk Mochamad Iriawan sebagai Komisaris Utama, Dony Oskaria sebagai Wakil Komisaris Utama, Raden Adjeng Sondaryani sebagai Komisaris Independen, dan Simon Aloysius Mantiri sebagai Direktur Utama.
Kekayaan Nicke WidyawatiBerdasarkan LHKPN, kekayaan Nicke Widyawati tercatat Rp28,3 miliar pada Agustus 2017 saat menjabat Direktur Pengadaan di PLN. Ketika menjadi Dirut Pertamina, kekayaannya meningkat menjadi Rp54,19 miliar pada Desember 2019 dan terus bertambah hingga Rp118.789.150.072 (Rp118,7 miliar) pada 31 Desember 2023, yang terdiri dari tanah, kendaraan, dan surat berharga.
Berikut harta kekayaan Nicke Widyawati yang kini tak lagi menjadi Dirut Pertamina:- Tanah dan Bangunan Rp55.895.000.000, dengan rincian:
Tanah dan Bangunan Seluas 124 m2/100 m2 di Kab/Kota Jakarta Selatan, senilai Rp1.100.000.000Tanah dan Bangunan Seluas 200 m2/170 m2 di Kab/Kota Jakarta Selatan, senilai Rp5.700.000.000
Tanah dan Bangunan Seluas 265 m2/360 m2 di Kab/Kota Tasikmalaya, senilai Rp1.100.000.000Tanah Seluas 629 m2 di Kab/Kota Tasikmalaya, senilai Rp200.000.000
Tanah dan Bangunan Seluas 393 m2/450 m2 di Kab/Kota Tasikmalaya, senilai Rp1.100.000.000Tanah Seluas 715 m2 di Kab/Kota Tasikmalaya, senilai Rp200.000.000
Tanah Seluas 714 m2 di Kab/Kota Tasikmalaya, senilai Rp200.000.000Tanah dan Bangunan Seluas 950 m2/400 m2 di Kab/Kota Jakarta Selatan, senilai Rp7.500.000.000
Tanah Seluas 563 m2 di Kab/Kota Tasikmalaya, senilai Rp500.000.000Tanah dan Bangunan Seluas 788 m2/400 m2 di Kab/kota Jakarta Selatan, senilai Rp30.000.000.000
Tanah dan Bangunan Seluas 104 m2/90 m2 di Kab/Kota Tasikmalaya, senilai Rp145.000.000Tanah dan Bangunan Seluas 33 m2/33 m2 di Kab/Kota Tasikmalaya, senilai Rp400.000.000
Tanah Seluas 478 m2 di Kab/Kota Tasikmalaya, senilai Rp100.000.000Tanah Seluas 368 m2 di Kab/Kota Tasikmalaya, senilai Rp100.000.000
Tanah Seluas 818 m2 di Kab/Kota Tasikmalaya, senilai Rp200.000.000Tanah dan Bangunan Seluas 212 m2/57 m2 di Kab/Kota Jakarta Selatan, senilai Rp7.350.000.000
- Alat Transportasi dan Mesin Rp2.350.000.000Mobil, Toyota Alphard Standar Tahun 2018, senilai Rp850.000.000
Mobil, Mercedes Benz GLE 400 Tahun 2017, senilai Rp775.000.000Mobil, Honda HRV Tahun 2020, senilai Rp225.000.000
Mobil, Toyota Camry 2.5 V A/T Tahun 2021, senilai Rp500.000.000- Harta Bergerak Lainnya Rp6.702.000.000
- Surat Berharga Kas dan Setara Kas Rp48.842.150.072- Harta Lainnya Rp5.000.000.000
Harta Kekayaan Simon AloysiusSimon Aloysius Mantiri sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina, jabatan yang diembannya sejak Juni 2024 setelah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Buku 2023. Ia menggantikan Ahok, yang mengundurkan diri dari jabatan tersebut pada Februari 2024.
Sebelum berkarier di Pertamina, Simon aktif di bidang politik sebagai Anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra. Ia juga pernah menjadi Wakil Bendahara Tim Kampanye Nasional pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, menunjukkan hal yang penting dalam kancah politik nasional.Karier Simon di dunia bisnis dimulai dari posisinya sebagai Personal Assistant CEO hingga kemudian menjadi Direktur PT Nusantara Energy. Ia juga menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Agro Industri, yang semakin memperkuat portofolio bisnisnya sebelum masuk ke jajaran direktur BUMN.
Sebagian besar kekayaan Simon diperoleh dari penghasilannya di dunia bisnis. Pendapatan utamanya datang dari jabatan CEO Nusantara Energy dan petinggi di Agro Industri Nasional, ditambah dengan gajinya sebagai Komisaris Utama Pertamina.Sejak diangkat menjadi Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon mendapatkan gaji yang lebih besar dibandingkan saat menjadi Komisaris Utama. Sesuai peraturan Kementerian BUMN, gaji Komisaris Utama BUMN adalah 45% dari gaji Direktur Utama yang ditetapkan setiap tahun.
Kompensasi manajemen kunci dan Dewan Komisaris Pertamina per 31 Desember 2022 tercatat USD23,90 juta atau sekitar Rp358,5 miliar, meningkat dari tahun sebelumnya. Setiap direktur memperoleh sekitar Rp36,9 miliar per tahun, dengan honorarium yang ditetapkan berdasarkan posisi dan persentase dari gaji Direktur Utama. ***(okz)